"KESEMPATAN DAN INTEGRITAS"

Teman saya baru saja diterima bekerja di salah satu perusahaan yang dulunya sangat ia tantang. Bahkan dia sangat vokal disaat itu menentang, mengumpat, mencemooh bahkan memaki-maki keberadaan perusahaan itu. Duar! Sekarang kami sebagai teman-temannya seketika kaget. Kok bisa ? 

Jelas bisa. Namanya juga manusia. Selain tidak ada yang sempurna tetapi juga tidak mengenal musuh yang abadi. Tsah! Bagian terakhir kayaknya sering terdengar di narasi politik yaa (?). Hahaha. 

Menurut saya perubahan sikap seseorang yang tiba-tiba itu berkaitan dengan 2 hal yaitu adanya kesempatan/peluang dan atau berkaitan dengan integritasnya. 

Semua orang di dunia ini pasti mencari banyak kesempatan-kesempatan baik untuk hidupnya. Mulai dari kesempatan ada diskon besar-besaran maka belanja sebanyak-banyaknya. Kesempatan ada kompetisi berhadiah mobil gratis maka mendaftarkan dirinya. Kesempatan ada perempuan cantik mau dinikahi dengan mahar cukup seperangkat alat sholat, maka berbodong-bondonglah para pria jomlo dan kesepian mau menikahinya. Cuih! Modal dikit dong. Hahaha. 

Kesempatan lainnya yang sangat dekat dengan kebutuhan hidup seseorang adalah kesempatan diberi pekerjaan tanpa melalui proses yang panjang. Saya rasa hampir semua orang akan mengambil kesempatan baik ini. Ya, alasannya cukup sesederhana kita manusia butuh uang untuk hidup dan bersenang-senang. Maka cara mendapatkan uang yang benar adalah bekerja dan digaji. Apalagi kesempatan pekerjaan ini dijanjikan dengan gaji yang cukup besar. Nah maka hilanglah semua pertimbangan-pertimbangan akal sehat kita. Orang bodoh mana yang menolak tawaran pekerjaan tanpa proses panjang kemudian mendapat gaji besar (?) Hahaha. 

Akan tetapi nyatanya setiap kesempatan yang datang harus selalu dibarengi dengan pemikiran waras di dalam diri kita. Masa iya kita akan ambil kesempatan pekerjaan dengan bayaran 100 juta tapi kerjaannya adalah menabrak manusia dan harus sampai meninggal (?). Sungguh itu tidak waras. 

Memang benar kesempatan tidak selalu datang berulang kali dan kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Tetapi sebagai manusia yang berakal sebaik-baiknya menentukan pilihan terhadap kesempatan yang datang harus selalu diiringi dengan kewarasan dan pertimbangan akal sehat. Percayalah hal itu harus dilakukan demi untuk kebaikan banyak hal dan terutama kesehatan diri sendiri. Meskipun banyak orang pula yang tidak melakukannya. 

....

Lantas bagaimana hubungan perubahan sikap dengan Integritas ? Sangat jelas memiliki hubungan.  

Pertama mari kita bersama-sama pahami makna dari apa itu Integritas. Bahwa Integritas bukan sekedar kata sikap/perbuatan yang positif seperti hanya ; jujur, bertanggungjawab, adil, beretika dan menjunjung tinggi nilai kebenaran. Bukan. Integritas adalah komitmen. Dimana seseorang mampu berkomitmen atas apa yang telah dia ucapkan kemudian dia lakukan dan selanjutnya bersungguh-sungguh memegang prinsip nilai-nilai positif/kebaikan selama dia hidup. Ya. Bagi saya Integritas adalah komitmen seumur hidup. 

Berkomitmen seumur hidup tentu saja tidak mudah. Makanya banyak kasus-kasus dan temuan-temuan permasalahan etika, sosial, budaya, politik, pendidikan dan lain-lain kita temukan yang menurut saya sumbernya adalah tidak berintegritas (oknum).  

Saya coba memberikan contoh. Di dalam satu organisasi dimana pimpinannya ternyata memiliki rencana untuk mengambil keuntungan dari dana sosial yang akan disalurkan. Anggota yang berintegritas tentunya akan menolak/melawan hal tersebut. Alasannya cukup dengan melihat kembali nilai-nilai atau visi misi organisasi tersebut sebagai organisasi sosial yang tidak boleh mengambil keuntungan sedikit pun. Nilai-nilai dan visi misi tersebut telah diucapkan dan telah dijalankan sejak organisasi didirikan oleh pendiri dan pengurus-pengurus hingga hari ini, lantas apakah layak kita cederai ?      

Dari contoh tersebut saya ingin garis bawahi bahwa poin pentingnya adalah seorang pemimpin yang baru "berencana" akan tetapi prinsip Integritas harus mengawal rencana (jahat) tersebut. Sebab kita tahu bahwa bisa saja rencananya disepakati bersama oleh lebih dari setengah anggota organisasi tersebut selain diri kita sendiri yang akhirnya merusak nilai-nilai organisasi tersebut. 

Sebagai orang yang berintegritas jika hal tersebut terjadi, maka keluar dari lingkaran yang telah 'dicederai' itu adalah tindakan terbaik. Ada contoh kasus nyata yang dilakukan oleh salah satu pemimpin pemerintahan di negara kita tahun kemaren kok, demi menjaga Integritasnya. Dan contoh-contoh pemimpin lainnya di negara-negara lain yang menjaga Integritasnya. Tenang saja. Kebaikan selalu mengikuti kemana orang baik melangkah. Tsah! Quotes banget yah. Hahaha. 

Dari contoh tersebut saya rasa cukup menjelaskan bagaimana hubungan dari perubahan sikap terhadap Integritas. 

Sikap/perbuatan kita terhadap segala hal itu berawal dari pemikiran kita. Saya yakin pemikiran yang memegang prinsip Integritas tentu akan menghasilkan sikap/perbuatan yang baik. Bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar kita. 

Perlu diingat bahwa Integritas itu ditumbuhkan, diajarkan, dicontohkan, dan diikrarkan dalam diri seseorang. Tidak bisa instant. Sebab yang instan-instan selalu menghasilkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Ehh. 

....

Jadi, teman saya yang dulunya menentang perusahaan yang banyak telah merugikan masyarakat tetapi sekarang menjadi bagian di dalamnya apakah karena "kesempatan" atau sudah tidak "berintegritas" ? 

Bagi saya setiap orang akan mempunyai jawabannya masing-masing. 

Sekian. Terima gaji! 


*foto ini menggambarkan tentang kesempatan dan integritas. 
Silahkan ditelaah masing-masing. Hahaha.

Salam. #TemanSabar 

Comments

Popular posts from this blog

"MENDUA TIDAK MASALAH"

"HELLO 2025, SIAPA AKU ?"