"Ada Siapa Dibelakang"
Jam setengah sebelas
malam gue pulang kerumah. Setelah ngajak nongkrong adek gue dan menjadi
pendengar yang baik cerita-cerita dia tentang kuliah dan cowok-cowok yang ia
kagumi di kampus.
Sebagai kakak yang baik
hati dan soleh, gue siap menjadi penonton setia ketika adik-adik gue
menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah gue simak dengan baik,
apalagi gue catat. Gak penting.
Sampai di rumah, gue
langsung ke kamar gue di lantai atas. Gue cuci kaki, karena kaki gue telah
berjalan dengan beban banyak dosa dimuka bumi ini. Gue cuci muka karena banyak
debu-debu mantan dijalanan yang nempel muka gue. Gue cuci baju, karna baju
kotor gue dikamar udah numpuk. Ehh salah. Pria goblok mana yang mau nyuci baju
tengah malam.
Setelah itu, gue gak
milih langsung tidur. Karena gue lagi penasaran se-penasaran-penasarannya rasa
penasaran tentang film seorang pengidap autis yang menjadi dokter bedah hebat.
The good doctor season 2. Tapi gue bukan mau nulis cerita tentang film itu. Ada
yang lebih dari film itu setelah gue selesai tonton sampai hampir jam 12 malam.
Gue matiin laptop. Menuju kamar mandi. Gue
perlu pipis. (gak penting banget ya)
Sebagai cowok yang
sedang belajar menjadi soleha. Eh ralat. Menjadi soleh. Gue sedang berusaha membiasakan
diri gue untuk menutup hari sebelum tidur dengan sholat witir. Keluar dari
kamar mandi, gue langsung ngambil wudhu. Kemudian gue menuju ke kamar gue yang
sebenarnya.
(sekilas info : sudah sebulan lebih gue
tidur di kamar yang diperuntukkan kepada ibu yang kerja dirumah, tapi karena
dia memilih untuk pulang kerumahnya setiap selesai pekerjaannya, maka kamar
yang diberikan untuknya tidak ditiduri. Kemudian, karena oh karena di kamar itu
bisa mendapat jaringan wifi rumah, maka gue hijrah dari kamar gue sebenarnya ke
kamar itu demi wifi. Yakan biar hemat pulsa data).
Lanjut.
Perasaan gue gak enak
pas masuk ke kamar. Gue pake sarung dengan ada perasaan was-was dalam hati. Apa
benar gue pake sarung atau jangan-jangan gue pake daster. Halah.
Kemudian gue pake baju kokoh dan pakai
peci. Gue siap untuk sholat witir.
Gue bentangkan sajadah dan
saat itu juga tiba-tiba seluruh bulu badan gue berdiri. Entah kenapa. Gue gak
cemen. Gue diem sejenak, lihat sudut-sudut kamar gue. Gak ada apa-apa. Oke, gue
lanjut siap sholat.
“Allahu Akbar…” (takbiratul ikram)
Saat itu juga bulu
badan gue kembali berdiri. Kali ini dengan perasaan was-was yang super di dalam
hati gue. Gue mencoba mengeraskan bacaan sholat, tapi perasaan was-was semakin
menjadi. Kaki gue gemetar. Kepala gue membesar rasanya. Gue langsung batalin sholat
gue di bacaan Al-Fatihah yang hampir selesai. Gue langsung keluar kamar dengan
kaki gemetar, kepala terasa membesar, perasaan was-was dan bulu badan berdiri
yang gue rasa menjadi-jadi.
Di luar, depan pintu
kamar gue menbaca doa-doa. Sampai gue merasa normal kembali seluruh badan dan
perasaan gue. Sekitar 10 menit gue merasa telah baik-baik kembali, gue masuk
kamar dan memulai sholat yang terbatalkan.
“Allahu Akbar…” (takbiratul ikram)
Gue mulai sholat.
Bacaan gue keraskan. Tapi perlahan perasaan was-was muncul. Bulu badan gue
berdiri lagi. Kepala gue perlahan-lahan membesar sampai pada posisi ruku’.
“Allahu Akbar…” (ke posisi ruku’)
Tiba-tiba saat itulah badan gue gemetar segemetar-gemetarnya.
Kepala gue membesar. Ingin rasanya gue sholat pake helm waktu itu demi menjaga
kepala gue yang sering membesar. Dan, serius gue ngerasain ada yang di belakang
gue saat ruku’ itu.
….
Gue lama di posisi ruku’. Gue ngerasain
sulit untuk bangkit. Gue keringetan. Di pikiran gue sedang menganalisa sesosok
yang ada di belakang gue. Sosok itu ada di pintu kamar, dan melihat gue sedang
dalam posisi ruku’ sholat.
Gue bangkit dari ruku’. Gue menuju sujud
pertama di sholat gue dalam keadaan was-was. Bulu badan gue berdiri semua. Kepala
gue terus membesar. Kaki gue gemetar.
Ketika gue sujud, gue semakin merasakan sosok
yang ada di belakang gue. Sosok itu gue rasain sedang benar-benar melihat gue
dari pintu kamar dan mengganggu konsentrasi sholat gue. Sempat terlintas di
pikiran gue, ketika gue bangkit dari sujud sosok itu ada di hadapan gue. Sumpah
ini serius.
Gue bangkit dari sujud pertama. Masih dengan
perasaan yang sama. Gue sujud yang kedua dengan lebih lama. Gue berdoa
sebanyak-banyaknya doa yang gue hapal. Tapi tetap sosok itu masih gue rasain
ada di pintu kamar gue melihat gue.
Gue bangkit dari sujud dan membaca bacaan
terakhir dalam sholat gue di malam itu. Kemudian salam. Menoleh ke kanan dan kiri
gue. Selesai. Gue istighfar 3x kemudian membaca ayat kursi dan 3 surah pendek
al-qur’an yang semua muslim pasti tahu. Setelah
itu perasaan gue mendingan.
....
Masih dalam posisi duduk selesai sholat di
atas sajadah, gue kemudian berani melihat kebelakang gue, melihat kea rah pintu
kamar. Tidak ada siapa-siapa. Gue melihat langit-langit kamar dan sudut-sudut kamar
gue.
Tidak ada apa-apa. Gue langsung bangkit,
keluar kamar gue.
Kebetulan di meja depan kamar gue, ada al-Qur’an
gue yang memang sengaja gue taruh di meja itu agar gue inget untuk gue baca. Akhirnya,
gue baca satu halaman lanjutan bacaan al-Qur’an gue malam itu pas sampai jam
01.00 selesai.
Gue langsung masuk kamar tempat gue tidur seperti
biasanya. Masih dengan memakai sarung dan baju sholat. Gue rebahan di Kasur. Gue
tutup mata. Dan, saat itu gue dengar sesuatu.
Gue dengar suara perempuan tertawa tapi
kecil volumenya. Gue langsung buka mata. Memastikan apakah ada sesuatu. Tapi suara
itu hilang. Gue tutup mata lagi. Suara itu gue dengar lagi dan kali ini dilanjutkan
dengan suara ada yang jalan di lantai bawah rumah. Entahlah.
Gue langsung berdoa untuk tidur. Sampai akhirnya
gue tertidur dengan sarung dan baju sholat gue.
….
Keesokan harinya. Gue cerita kejadian malam
itu ke ibu yang selalu masak dan bersih-bersih di rumah.
Dan dia bilang “oohh iyaa, memang ada. Perempuan
di atas. Saya pernah waktu tidur di kamar sebelah kamarmu, bangun tengah malam,
saya lihat perempuan baju putih ada di langit-langit kamar. Tapi tidak apa-apa.”
Akhirnya sekarang setiap malam gue nyalain lampu
diluar kamar biar terang.
Tamat.
Catatan : Sama sekali tidak ada niatan untuk
riya’ di tulisan ini. Saya menceritakan sebuah kejadian yang selama ini tidak
pernah terjadi kepada saya. Kejadian yang membuat saya heran dan bingung antara
percaya atau tidak dengan adanya makhluk hantu.
(Kejadian pada Sabtu, 2 Februari 2019 pukul
00.15 WITA dini hari.)
#truestory
Comments
Post a Comment