"TEMAN & KADO DIANTARA"
Pertama sebelum membaca tulisan ini, gue mo ngajak teman-teman dan diri gue sendiri menghitung sudah berapa
banyak teman yang kita miliki sampai saat ini. Silahkan waktunya 10 detik.
.
.
.
.
.
Lebih dari 10 ? atau 20 ? atau lupa jumlahnya berapa
? Sama. hahaha
Gue yakin kita semua memiliki teman yang sudah
gak kehitung lagi jumlahnya. Sejak dilahirkan, sampai hari ini sejatinya kita
terus menemui orang-orang dan teman-teman yang mengenal kita. Elu inget gak
siapa orang-orang yang menggendong lu pas masih bayi selain keluarga ? gak
inget kan. SAMA. Gak penting juga sih. Hahaha
Sebagai seorang manusia tentu kita menemui
banyak orang, banyak karakter, banyak sifat, banyak cinta dan diantaranya
adalah orang yang akan kau cintai seumur hidupmu. Tapi belum tentang cinta
kepada seorang perempuan yang ingin gue ceritain ditulisan ini, itu nanti. Kali
ini tentang teman.Pernah gak sih lu mencoba mengingat nama-nama
dan menghitung berapa jumlah teman-teman elu sampai hari ini ?
Belakangan ini gue coba mengingat nama-nama dan
menghitung jumlah teman yang gue miliki. Tapi sepertinya gue gak bisa mengingat
semua nama dan berapa jumlahnya. Entah itu artinya terlalu banyak teman atau
memang kapasitas otak gue yang memang kurang stabil (njir bahasanya). Hahaha
Yang jelas sampe hari ini gue merasa senang dan
bersyukur. Allah subhanahuwata’ala terus mempertemukan gue dengan orang-orang
baru yang kemudian menjadi teman. Hingga menjadi teman baik.
Gue lahir dan dibesarkan di tanah jawa sampai
usia 10 tahun (kelas 5 SD), kemudian naik kelas 6 SD gue pindah di Gorontalo
ikut kakek dan nenek gue sampai usia 16 tahun gue lulus SMA disana. Setelah
lulus SMA, gue pindah lagi ikut om gue di kota yang baru berkembang tahun 2012
kota Luwuk Sulawesi Tengah (silahkan searching kota ini). Gue kuliah selama pas
4 tahun di Luwuk, kemudian lulus akhir tahun 2016 dan gue kerja di Warunk Makan
sejak masa penelitian sampai skripsi. Kemudian di tahun 2017 tepat gue setahun
kerja di warung makan, gue dapet pekerjaan baru yang mengharuskan gue pindah
lagi ke tempat yang baru. Gue pindah ke Morowali Utara untuk sebuah pekerjaan.
Sampai disini, bisa dibayangkan ada banyak
orang-orang baru yang gue temui. Beragam sifat, karakter, dan budaya orang yang
berbeda-beda di setiap kota. Dan di tambah dengan beberapa kali Allah
subhanahuwata’ala memberi gue kesempatan berada di forum-forum yang hebat di
Jakarta. Sepertinya gue harus mengakui kesalahan bahwa gue sering banget lupa
dengan teman-teman atau orang lain yang pernah kenalan, dan bercakap-cakap
dengan gue. Beberapa kali gue disapa teman dan orang lain tapi gue lupa siapa
orang itu, yang akhirnya menganggap gue sombong padahal gue berusaha mengingat
nama orang itu. Tolong maafkan. Ingatan gue tidak sehebat ingatan pak Habibie.
Dari banyaknya orang yang gue kenal, diantaranya gue klasifikasi menjadi golongan teman baik dan teman biasa. Ini semacam memberi tanda species gitu. Hahaha
Ada teman baik gue di Jawa, ada temen baik gue
di Gorontalo, ada temen baik gue di Luwuk dan ada teman baik gue di Morowali
Utara. Temen baik yang gue maksud adalah orang-orang yang diawali dari sebuah
perkenalan dan kemudian membekas karena hal-hal kebaikan yang ia berikan ke
gue. Sering bertemu, bercerita, berbagi, bernyanyi hingga tertawa bersama. Begitulah teman baik menurut gue. Sebenernya gue ingin sekali menulis satu per
satu teman baik yang gue miliki sampai saat ini. Segala tentangnya dan
kebaikan-kebaikannya untuk sebuah ingatan yang bisa abadi dibumi. Doakan saja
niat ini bisa terwujudkan. Hehehe
….
Pekan kemarin, kamis malam 28 maret 2019 gue
kehilangan satu orang teman baik yang melebihi sebuah pertemanan selama gue
hidup sampai usia 24 tahun ini.
Seseorang yang pertama kali menjadi teman baik gue ketika pindah di Gorontalo
tahun 2006 sampai hari ini. Tempat tinggal gue dan dia yang berhadapan di satu
perumahan, menjadikan gue ketemu dia setiap hari, setiap pagi, setiap sore,
setiap malam bahkan seandainya gue dan dia bisa bersatu, mungkin kita sudah
bersatu saat ini.
Bayangkan pas SMP gue bisa sekelas terus ama
dia. Jadi, gue berangkat sekolah dan pulang sekolah bareng dia. Ketika SMA dia
memilih sekolah kejuruan, dan gue memilih sekolah umum tapi itu tidak
menjadikan penghalang antara gue dan dia ketemu tiap sore dan malam. Sampai
akhirnya di tahun 2012 gue pindah dari Gorontalo setelah lulus SMA. Saat itulah
gue, dia, dan temen-temen baik gue lainnya berjarak. Tapi gue sering banget balik ke Gorontalo
untuk liburan. Entah mengapa, mungkin karena memang sebenar-benarnya teman baik
gue ada di Gorontalo semua. Jadi gue selalu rindu ketemu dan kumpul dengan
mereka untuk hal-hal yang terkadang kurang penting dan banyak tertawa.
….
Gue masih sulit percaya dengan kehilangan yang
sebenar-benarnya seorang teman baik pekan kemarin. Gue bener-bener sulit percaya
ketika dihubungi satu orang temen baik gue yang harus kerja di Bandung,
Zulfikar. Dan sebenarnya kita sama-sama tidak percaya kabar itu. Tapi Zul
menegaskan bahwa informasi itu langsung dikabari oleh istriya. Muhammad Nur
Darise rahimahullah, yang semua orang mengenal dia dengan nama Cip atau Cipto.
Cip pergi meninggalkan gue dan temen-teman baik
lainnya. Dia pergi meninggalkan ibu dan kakak-kakaknya. Dia pergi meninggalkan
istrinya yang mengandung anaknya usia 4-5 bulan. Dia pergi dengan meninggalkan
banyak cinta kasih sayang semua orang yang selalu dia buat tertawa. Sampai salah
satu temen baik gue, Rezky berkata “saya tidak bisa bayangkan bagaimana lagi
rasanya pertemuan kita nanti tanpa dia…” dari balik telponnya malam itu dengan
perasaan berat menerima kenyataan.
Gue bener-bener nangis malam itu. Air mata gue
ngalir deras. Tangan gue gemetar untuk membuka setiap percakapan di whatsapp. Gue
punya 2 grup whatsapp persahabatan dengan Cip. Grup yang selalu rindu untuk berkumpul
bersama, berbagi, tanya jawab, dan tertawa ramai-ramai. Dan yang paling gue inget,
Cip lah orang yang selalu bisa membahagiakan suasana. Cip adalah orang yang
paling pandai membuat gue dan temen-temen mangap (tertawa) berulang-ulang kali
karena punchline yang dia miliki. Jadi, gue juga gak bisa bayangin suasana
pertemuan dengan teman-teman baik lain tanpa dia lagi. Cip adalah teman paling
baik yang gue miliki. Gue juga yakin Cip adalah teman paling baik dari
teman-teman dia.
….
Sampai keesokan paginya gue nangis lagi pas baru
bangun tidur. Cemen banget. Gue inget dia terus sampai gue nulis ini. Agar
abadi dan orang-orang tahu bahwa gue punya seorang teman baik bernama Cip.
Banyak hal di kepala gue yang gue inget tentang
Cip. Dia pernah matahin rating pohon yang baru ditanam untuk peneduh pinggiran
jalan. Dia pernah terjungkal kerena salah satu kakinya masuk ke dalam selokan
gara-gara terlalu fokus ke laptop yang dia pengang hingga tidak melihat
jalannya. Dia kepleset masuk ke dalam got besar yang gue pikir dia sedang cuci
kaki. Dia pernah kagum pada seorang cewek dan dia harus sembunyi ketika cewek
itu lewat depan kelas. Dia pernah jadi atlet takraw sekolah dalam lomba
olympiade olahraga. Dia pernah menjadi pemimpin teman-temannya yang memiliki
awalan nama “muhammad”. Dia pernah pesan mie goreng hongkong yang tak kunjung
datang sampai pulang. Dia pernah kurang uang untuk bayar pesanan makanannya. Dia
pernah kena tilang ketika jalan-jalan dengan motor barunya (dengan gue
sebenernya). Dia pernah nabrak mobil orang lain ketika nyupir bareng
temen-temen baiknya. Dan dia pernah tiba-tiba
kentut di hadapan temannya (Alen) tanpa mengetahui adanya saudara perempuan
Alen saat itu. Hahaha
Saat menulis ini, gue hanya berhasil mengingat
hal-hal itu. Itu semuanya adalah tentang bahagianya gue punya seorang teman baik
seperti cip. Kebaikan dia banyak banget ke gue, dan selalu seneng gue ama dia. Tapi
adda satu hal yang benar-benar akan menjadi pengingat gue seumur hidup
kepadanya. Cip adalah teman baik yang selama ini selalu mau membonceng saya dengan
motornya setiap kemana saja. Dan, dialah teman yang paling sering pinjemin gue
motornya untuk gue pake kalo ada urusan (kerumah gebetan). Gue bener-bener
kehilangan elu brader.
….
Gue akan selalu mendoakan dia. Kepergian dia,
tepat dengan hari berkurangnya umur gue tahun ini. Cip memberikan gue kado diantara
sedih dan senang. Gue kehilangan seseorang orang yang turut andil besar di
kehidupan gue. Gue sedih. Dan dia pergi di hari yang indah (hari jum’at) dengan
sakit yang tidak menyiksa. Gue senang.
Jadi, sekarang gue mau bilang ke Allah subhanahuwata’ala
agar gue bisa pergi dengan seperti cara dia. Aamiin
….
Qoddarullah.
Anna uhibukka fillah akh Muhammad Nur Darise
(Cip). Sungguh ana berharap kita menjadi teman baik dunia dan akhirat. Bertetangga
lagi di surga. Aamiin yaa rabbi.
Noted : Gue menulis ini untuk memaknai sebuah teman. Mengingat semua teman-teman lain dan paling spesial adalah mengabadikan
nama Cip di kehidupan gue. Mohon doa untuk dia ya teman-teman juga istrinya agar diberikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran hingga melahirnya Cip junior yang akan menjadi teman baik juga dengan anak gue dimasa depan. Aamiin.
Halah. Istri aja belum punya. #duh
#temanbaik #lebihdaritemansebenarnya
Halah. Istri aja belum punya. #duh
#temanbaik #lebihdaritemansebenarnya
Comments
Post a Comment