"PERAN"


Beberapa hari yang lalu gue melihat di salah satu Instagram story ada seorang pemuda 28 tahun menjadi salah satu narasumber di pelatihan kepemudaan yang paling terkenal di Indonesia saat ini. Gak perlu gue sebutin kali yaa, silahkan cari sendiri nama pelatihan kepemudaan itu. Hahaha.

Dia menjadi salah satu narasumber yang menurut gue keren. Meskipun gue tidak mendengarkan bagaimana dia sebagai pembicara di depan gue secara langsung. Bagi gue dia keren atas apa peran apa yang berhasil ia capai. Dia memilih jalan dan terpilih menjadi salah seorang anggota legislatif muda di daerahnya. Bisa bayangin lah ya, dengan usia semuda  itu (meskipun ternyata dia sudah menikah dan memilik 1 orang anak, gue aja kalah) dia berhasil mendapatkan 1 kursi di legislatif. Seketika gue langsung stalker medsosnya.

Pertama, dia tjakep dan sepertinya dia memang memiliki kharisma. Mungkin kalo dia belom nikah, gue bakalan suka ama dia. Eh. Loh. Hahaha

Kedua, gue sebenernya tidak menemukan apa-apa selain ia masuk di partai politik dan memiliki gerakan pendidikan bimbingan belajar syariah di daerahnya. Entah sejak kapan, seperti apa dan sejauh apa dia melakukan gerakan pendidikan itu seketika muncul pertanyaan di kepala gue. Gue gak stalker-stalker banget medsos dia. Gue menyimpulkan sendiri mungkin partai politik dan adanya gerakan pendidikan bimbel yang dialakukan lama di daerahnya membawa dia mengantongi banyak suara pada pemilih legislatif di daerahnya. Ya, mungkin.  Dan hal ini yang ingin gue sampaikan di tulisan kali ini adalah, kesenangan gue melihat dia sebagai pemuda yang mau mengambil jalan (politik) itu.

Gue yakin sebenernya banyak banget anak muda di Indonesia ini yang memiliki potensi kreatifitas dan kecintaannya dalam sebuah gerakan yang memiliki tujuan membangun lingkungan daerahnya. Karena gue sendiri menemukan dan banyak berteman dengan pemuda-pemuda yang memiliki gerakan-gerekan keren di daerahnya. Ada yang bergerak di pendidikan, lingkungan, literasi, alam, dan sosial lainnya. Gue selalu kagum. Sampai merasa diri gue hanyalah irisan daun bawang yang bisa membuat seseorang menangis. Halah. Filosofi macam apa ini. Hahaha

Banyaknya pemuda-pemuda keren dan kreatif ini justru membuat gue bertanya-tanya sendiri  akan sejauh apa gerakan mereka memberikan dampak dan konsisten pada jalannya (?)

Gue berpikir (kebanyakan mikir sih gue haha) pemuda yang sudah memiliki gerakan-gerakan sosial, merasakan nyaman saja di dalam gerakan yang ia naungi. Kenapa tidak banyak yang memilih untuk menjadi bagian pemerintahan sebagai pemilik aturan yang ada di negara kita. Yakan ? tsaaah sok banget yaa gue. Hahaha.

Gini. Gue merasa ketika kita udah terjun di sebuah gerakan-gerakan sosial, kita bisa merasakan dan melihat situasi kondisi di masyarakat sekitar kita secara langsung. Maka kita akan menemukan catatan-catatan penting apa dan seperti apa yang sebaiknya dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Yakan ? Nah sotoy kan gue. Hahaha.

Kembali ke contoh abang di paragraf awal nih. Gue merasa dia, mau memilih menjadi bagian pemerintahan atas dasar catatan-catatan yang dia temukan ketika melakukan gerakan bimbingan belajar yang ini dia  tekuni. Dia ingin mengambil peran lebih besar dalam pendidikan di daerahnya maka ia harus menjadi bagian pemerintahan. Ketika dia berhasil masuk di pemerintahan tentu dia akan punya kekuasaan mengatur kebijakan, memilih prioritas permasalahan, membuat terobosan pemerintahan di daerahnya. Yakan ? makin sotoy banget ya gue. Hahaha.

Dalam pandangan pribadi gue, dia akan berbuat sesuatu yang baik dari catatan-catatan yang sudha dia temukan langsung ketika menjadi seorang aktifis gerakan sosial di masyarakat. (ini pandangan gue pribadi loh yaa hehhee).

Nah, gue bayangin nih (halah paling juga banyak bayang-bayang mantan hahaha).

Ada banyak pemuda yang memiliki gerakan-gerakan sosial dari keresahannya di tengah masyarakat Indonesia, harusnya ada banyak juga pemuda yang mau memilih jalan menjadi bagian dalam pemerintahan untuk mengambil peran yang lebih besar di daerahnya dan bangsa Indonesia dong. Gunakan gerakan-gerakan yang sudah dilakukan sebagai modal mengambil simpati masyarakat. Sampaikan niat dan tujuan baik itu kepada masyarakat. Bulatkan hati, pikiran dan rasa (ini semacam lagu) bertekad untuk memberikan kebaikan yang lebih besar.

Bagaimana dengan gue ? gue memiliki tekad itu. Gue ingin mengambil peran di pemerintahan untuk dampak yang lebih besar. Bisa jadi lewat legislatif seperti abang keren di paragraf awal, atau langsung menjadi pemimpin di daerah gue sendiri. Tentu ini memiliki peran dan punya kekuatan lebih besar untuk melakukan kebaikan. Gue mikir (halah mikir lagi haha). Harusnya banyak pemuda yang memiliki cita-cita menjadi seorang pemilik kebijakan atau dalam hal ini pemimpin.

Gue inget nasehat seorang bapak dalam sebuah perjalanan beberapa minggu yang lalu.

Katanya “jangan hanya bekerja mengikuti atasan, tapi jadilah orang yang diatas itu. Karena kalo bekerja sekedar mengikuti atasan kita hanya mendapatkan “cukup”, tidak memberikan apa-apa...” –Pak Ketut (seorang supir truk distribusi barang lintas Bali – Surabaya)

Dari kata-kata pak Ketut dalam perjalanan itu, gue mulai memikirkan bahwa menjadi seorang pemimpin harus mulai ditanamkan dalam jiwa setiap manusia yang hidup. Tentunya dengan penjelasan tugas dan fungsi seorang pemimpin sebagai pemegang kebijakan secara baik dan benar. Hehehe.

Kita semua yang muda memiliki kesempatan itu. Hanya perlu komitmen dengan tujuan. Dan gue mau bilang, ketika mendapat kesempatan memiliki peran pemerintahan itu, selalu ingat bahwa sejatinya kita manusia itu sama. Yang membedakan hanyalah peran. Peran menjadi manusia yang biasa-biasa saja, atau menjadi manusia di atas rata-rata.

Saatnya gue bertanya, tulisan gue kali ini apa membuat kamu berpikir mau mengambil peran dalam pemerintahan untuk pengaruh yang lebih besar di masyarakat ?


Noted : Ada tulisan yang berkesinambungan selanjutnya setelah tulisan ini. Sabar kuncinya. Hahaha

Comments

Popular posts from this blog

"MENDUA TIDAK MASALAH"

"HELLO 2025, SIAPA AKU ?"

"KESEMPATAN DAN INTEGRITAS"