"MENDUA TIDAK MASALAH"
Sejak Naya terlahir, rasanya dunia memberi gue (dan istri) banyak kejutan. Mulai dari perasaan haru percaya tak percaya kalo gue akhirnya menjadi seorang ayah dan istri gue menjadi seorang ibu. Perasaan lega dan penuh rasa syukur karena Naya bisa hadir ke dunia dengan selamat dan sehat (ia dan istri) setelah 9 bulan lebih berada di dalam perutnya. Perasaan bahagia kehadiran cucu pertama bagi ibu dan bapak dari istri, juga cucu kedua dari ibu gue. Selain itu juga gue bisa ngerasain kebahagiaan dari keluarga dekat maupun jauh, dari tetangga dan dari rekan kerja atas kehadiran Naya yang maju lebih awal dari hari perkiraan lahirnya (HPL) dengan kondisi yang cukup menegangkan (gue menulis detail tentang Naya yang insyaaAllah mo diterbitkan jadi buku). Mohon doanya ya! :)
Naya terlahir pada 21 Mei 2024 pukul 15.25 waktu Indonesia bagian Garut. Ia terlahir dengan berat badan 3,5kg dan panjang 50 cm blasteran Jawa & Sunda. Hahaha. Sejak saat itulah perasaan mendua atas cinta dan sayang gue muncul. Sebagai orang tua baru yang melihat perempuan kecil mungil namun tak pernah membosankan tuk dipandangi. Barangkali memang perasaan alamiah yang tuhan anugerahkan agar setiap ayah dapat bertanggungjawab kepada buah hatinya. Maka rasa cinta dan sayang yang gue miliki menjadi terbagi. Hal ini mungkin juga dilakukan istri gue sejak Naya ia lahirkan.
Ternyata benar seiring berjalan waktu di usia 5 bulan Naya hari ini (21/10) kita sama-sama mendua. Mencintai Naya lebih dari mencintai diri kita dan pasangan kita. Waktu-waktu yang kita lewati selalu untuk Naya dan bersama Naya. Belum pernah kita mencoba menikmati dinner ataupun hangout hanya berdua untuk kembali merasakan indahnya kemesraan saat-saat kita masih dekat maupun sesudah menikah. Bahkan untuk berhubungan intim pun jarang. Hahaha. Sumpah ini serius. #ehhh!
Pernah suatu hari kita menitipkan Naya hanya untuk 1 hari kepada Bibi nya karena di rumah sedang tidak kondusif untuk Naya, seketika Istri gue menangis dengan air mata tak terbendung saat kami baru mau melangkah keluar pintu rumah meninggalkan Naya. Betapa tidak hal itu menjadi bukti bahwa begitu cinta dan sayangnya ia kepada Naya melebihi cinta dan sayangnya ke gue yang lebih sering ia kesel dan ngomel-ngomel. Hahaha.
Gue sendiri pun yang menjalani kehidupan pulang pergi Jakarta-Garut karena Naya dan istri masih tinggal (menumpang) di rumah bapak ibu Istri di Garut, sementara rutinitas pekerjaan gue di Jakarta, selalu menahan kerinduan teramat sangat kepada Naya ketika melihat foto ataupun video yang dikirim istri melalui pesan whatsapp. Gue sering ketawa sendiri kalo ngeliat foto ataupun video aktifitas Naya yang bertumbuh hari demi hari semakin aktif dan menggemaskan sebagai hiburan sebelum gue tidur mengakhiri hari-hari sendiri di Jakarta. ^^
Selain itu, dari sisi perekonomian pun kita sebisa mungkin untuk memprioritaskan kebutuhan Naya daripada keinginan kita masing-masing. Berusaha mencukupkan rejeki yang kita miliki. Tapi terkadang hal menyebalkan ada aja datang pada perekonomian kita, seperti tiba-tiba ada orang yang minjem duit tapi gak balik-balik. #Eh. Hahaha.
....
Medua atas rasa cinta dan sayang dari pasangan kepada buah hati rasanya tidak masalah. Bahkan mungkin hampir dialami dan dirasakan oleh semua orang tua baru di dunia ini. Menurut gue kalo tidak menduakan perasaan cinta dan sayang untuk buah hati, rasanya kita tidak bertanggungjawab atas peran yang tuhan percayakan kepada kita sebagai orang tua untuk hadirnya manusia baru di dunia ini. Hehehe.
Mendualah pada perasaan cinta dan sayang yang memang wajib untuk kita berikan perasaan itu. Selain kepada buah hati dan pasangan, jangan lupa juga memberikan rasa cinta dan sayang kepada ibu dan bapak kita. Bahkan bukankah kita juga diwajibkan mencintai dan menyayangi nabi kita Muhammad yang teramat jauh dari jangkauan kehidupan kita saat ini (?). MasyaaAllah.
Maka sesungguhnya ternyata kita tidak bisa men-satu-kan perasaan cinta dan sayang yang kita miliki. Jadi, apakah mendua jadi masalah ? silahkan dijawab didalam hari dan pikiran masing-masing. Hahaha.
Comments
Post a Comment